Senin, 26 April 2010

KOMPUTER

MAKALAH GENERASI KOMPUTER



DISUSUN OLEH:

LUKMAN

X K 1


SMK N 1 CILEGON

Generasi pertama dari komputer, ditandai dengan diketemukannya tabung hampa udara sebagai alat penguat sinyal. Generasi ini kemudian diganti dengan generasi transistor, dan akhirnya timbul generasi ketiga dengan munculnya IC-Chip. Kini banyak diperdebatkan, apakah Microprocessor yang merupakan pengembangan dan peningkatan kemampuan dari IC-Chip bisa dikatakan sebagai pelopor generasi ke-empat, ataukah masih tetap pada generasi ketiga


Alasan yang mendukung adalah, kemampuan dari Microprocessor jauh diatas IC-Chip, sedang yang menolak mengatakan, bahwa konsep dasar Microprocessor masih sama dan itu hanya merupakan peningkatan dari kemampuan dari IC-Chip belaka. Dengan demikian, pada saat ini ada yang berpendapat bahwa kita sudah memasuki komputer generasi ke-empat dan bahkan kelima, tetapi ada juga yang masih berpendapat bahwa kita belum beranjak dari generasi ketiga.


a. Generasi Pertama.
Tabung hampa udara sebagai penguat sinyal, merupakan ciri khas komputer generasi pertama. Pada awalnya, tabung hampa udara (vacum-tube) digunakan sebagai komponen penguat sinyal. Bahan bakunya terdiri dari kaca, sehingga banyak memiliki kelemahan, seperti: mudah pecah, dan mudah menyalurkan panas. Panas ini perlu dinetralisir oleh komponen lain yang berfungsi sebagai pendingin


Dan dengan adanya komponen tambahan, akhirnya komputer yang ada menjadi besar, berat dan mahal. Pada tahun 1946, komputer elektronik didunia yang pertama yakni ENIAC sesai dibuat. Pada komputer tersebut terdapat 18.800 tabung hampa udara dan berbobot 30 ton. begitu besar ukurannya, sampai-sampai memerlukan suatu ruangan kelas tersendiri.


Pada gambar nampak komputer ENIAC, yang merupakan komputer elektronik pertama didunia yang mempunyai bobot seberat 30 ton, panjang 30 M dan tinggi 2.4 M dan membutuhkan daya listrik 174 kilowatts


b. Generasi Kedua.
Transistor merupakan ciri khas komputer generasi kedua. Bahan bakunya terdiri atas tiga lapis, yaitu: "basic", "collector" dan "emmiter". Transistor merupakan singkatan dari Transfer Resistor, yang berarti dengan mempengaruhi daya tahan antara dua dari tiga lapisan, maka daya (resistor) yang ada pada lapisan berikutnya dapat pula dipengaruhi.


Dengan demikian, fungsi transistor adalah sebagai penguat sinyal. Sebagai komponen padat, tansistor mempunyai banyak keunggulan seperti misalnya: tidak mudah pecah, tidak menyalurkan panas. dan dengan demikian, komputer yang ada menjadi lebih kecil dan lebih murah


Pada tahun 1960-an, IBM memperkenalkan komputer komersial yang memanfaatkan transistor dan digunakan secara luas mulai beredar dipasaran. Komputer IBM- 7090 buatan Amerika Serikat merupakan salah satu komputer komersial yang memanfaatkan transistor.


Komputer ini dirancang untuk menyelesaikan segala macam pekerjaan baik yang bersifat ilmiah ataupun komersial. Karena kecepatan dan kemampuan yang dimilikinya, menyebabkan IBM 7090 menjadi sangat popular. Komputer generasi kedua lainnya adalah: IBM Serie 1400, NCR Serie 304, MARK IV dan Honeywell Model 800.


c. Generasi Ketiga
Konsep semakin kecil dan semakin murah dari transistor, akhirnya memacu orang untuk terus melakukan pelbagai penelitian. Ribuan transistor akhirnya berhasil digabung dalam satu bentuk yang sangat kecil. Secuil silicium yag mempunyai ukuran beberapa milimeter berhasil diciptakan, dan inilah yang disebut sebagai Integrated Circuit atau IC-Chip yang merupakan ciri khas komputer generasi ketiga.


Cincin magnetic tersebut dapat di-magnetisasi secara satu arah ataupun berlawanan, dan akhirnya men-sinyalkan kondisi "ON" ataupun "OFF" yang kemudian diterjemahkan menjadi konsep 0 dan 1 dalam system bilangan biner yang sangat dibutuhkan oleh komputer. Pada setiap bidang memory terdapat 924 cincin magnetic yang masing-masing mewakili satu bit informasi. Jutaan bit informasi saat ini berada didalam satu chip tunggal dengan bentuk yang sangat kecil.


IBM S-360 merupakan komputer pertama yang menggunakan IC dan diperkenalkan pada tahun 1964 seperti nampak pada gambar disebelah.


Komputer yang digunakan untuk otomatisasi pertama dikenalkan pada tahun 1968 oleh PDC 808, yang memiliki 4 KB (kilo-Byte) memory dan 8 bit untuk core memory seperti yang nampak pada gambar.


d. Generasi ke-empat
Microprocessor merupakan chiri khas komputer generasi ke-empat yang merupakan pemadatan ribuan IC kedalam sebuah Chip. Karena bentuk yang semakin kecil dan kemampuan yang semakin meningkat meningkat dan harga yang ditawarkan juga semakin murah. Microprocessor merupakan awal kelahiran komputer personal. Pada tahun 1971, Intel Corp kemudian mengembangkan microprocessor pertama serie 4004.


Contoh generasi ini adalah Apple I Computer yang dikembangkan oleh Steve Wozniak dan Steve Jobs dengan cara memasukkan microprocessor pada circuit board komputer. Disamping itu, kemudian muncul TRS Model 80 dengan processor jenis Motorola 68000 dan Zilog Z-80 menggunakan 64Kb RAM standard.


Komputer Apple II-e yang menggunakan processor jenis 6502R serta Ram sebesar 64 Kb seperti halnya pada gambar disebelah, juga merupakan salah satu komputer PC sangat popular pada masa itu. Operating Sistem yang digunakan adalah: CP/M 8 Bit. Komputer ini sangat populer pada awal tahun 80-an.


IBM mulai mengeluarkan Personal Computer pada sekitar tahun 1981 seperti yang nampak pada gambar, dengan menggunakan Operating System MS-DOS 16 Bit. Dikarenakan harga yang ditawarkan tidak jauh berbeda dengan komputer lainnya, disamping teknologinya jauh lebih baik serta nama besar dari IBM sendiri, maka dalam waktu yang sangat singkat komputer ini menjadi sangat popular.


d. Generasi Berikutnya
Pada generasi ini ditandai dengan munculnya: LSI (Large Scale Integration) yang merupakan pemadatan ribuan microprocessor kedalam sebuah microprocesor. Selain itu, juga ditandai dengan munculnya microprocessor dan semi conductor. Perusahaan-perusahaan yang membuat micro-processor diantaranya adalah: Intel Corporation, Motorola, Zilog dan lainnya lagi. Dipasaran bisa kita lihat adanya microprocessor dari Intel dengan model 4004, 8088, 80286, 80386, 80486, dan Pentium.


Pentium-4 merupakan produksi terbaru dari Intel Corporation yang diharapkan dapat menutupi segala kelemahan yang ada pada produk sebelumnya, disamping itu, kemampuan dan kecepatan yang dimiliki Pentium-4 juga bertambah menjadi 2 Ghz. Gambar-gambar yang ditampilkan menjadi lebih halus dan lebih tajam, disamping itu kecepatan memproses, mengirim ataupun menerima gambar juga menjadi semakin cepat.


Pentium-4 diproduksi dengan menggunakan teknologi 0.18 mikron. Dengan bentuk yang semakin kecil mengakibatkan daya, arus dan tegangan panas yang dikeluarkan juga semakin kecil. Dengan processor yang lebih cepat dingin, dapat dihasilkan kecepatan MHz yang lebih tinggi. Kecepatan yang dimiliki adalah 20 kali lebih cepat dari generasi Pentium - 3.


Packard Bell iXtreme 4140i merupakan salah satu PC komputer yang telah menggunakan Pentium-4 sebagai processor dengan kecepatan 1.4 GHz, memory RDRAM 128 MB, Harddisk sebesar 40 GB (1.5 GB digunakan untuk recovery), serta video card GeForce2 MX dengan memory 32 MB.


HP Pavilion 9850 juga merupakan PC yang menggunakan Pentium-4 untuk processor nya dengan kecepatan 1.4 GHz. PC Pentium-4 Hewllett-Packard ini dating dengan dominan warna hitam dan abu-abu. Dibanding dengan PC lainnya, Pavilion merupakan PC Pentium-4 dengan fasilitas terlengkap. Memory yang dimiliki sebesar RDRAM 128 MB, Harddisk 30 GB dengan monitor sebesar 17 inchi.




LUKMAN

X K 1

SMK N 1 CILEGON

SHORT STORY

The Dragon Rock

This story begins with Once Upon A Time, because the best stories do, of course.

So, Once Upon A Time, and imagine if you can, a steep sided valley cluttered with giant, spiky green pine trees and thick, green grass that reaches to the top of your socks so that when you run, you have to bring your knees up high, like running through water. Wildflowers spread their sweet heady perfume along the gentle breezes and bees hum musically to themselves as they cheerily collect flower pollen.

People are very happy here and they work hard, keeping their houses spick and span and their children's faces clean.

This particular summer had been very hot and dry, making the lean farm dogs sleepy and still. Farmers whistled lazily to themselves and would stand and stare into the distance, trying to remember what it was that they were supposed to be doing. By two o'clock in the afternoon, the town would be in a haze of slumber, with grandmas nodding off over their knitting and farmers snoozing in the haystacks. It was very, very hot.

No matter how hot the day, however, the children would always play in the gentle, rolling meadows. With wide brimmed hats and skin slippery with sun block, they chittered and chattered like sparrows, as they frolicked in their favourite spot.

Now, their favourite spot is very important to this story because in this particular spot is a large, long, scaly rock that looks amazingly similar to a sleeping dragon.
The children knew it was a dragon.
The grown ups knew it was a dragon.
The dogs and cats and birds knew it was a dragon.
But nobody was scared because it never, ever moved.

The boys and girls would clamber all over it, poking sticks at it and hanging wet gumboots on its ears but it didn't mind in the least. The men folk would sometimes chop firewood on its zigzagged tail because it was just the right height and the Ladies Weaving Group often spun sheep fleece on its spikes.

< 2 >


Often on a cool night, when the stars were twinkling brightly in a velvet sky and the children peacefully asleep, the grown ups would settle for the evening with a mug of steaming cocoa in a soft cushioned armchair. Then the stories about How The Dragon Got There began. Nobody knew for sure, there were many different versions depending on which family told the tale, but one thing that everybody agreed on, was this:

In Times of Trouble
The Dragon will Wake
And Free the Village
By making a Lake

This little poem was etched into everybody's minds and sometimes appeared on tea towels and grandma's embroidery.

The days went by slowly, quietly and most importantly, without any rain. There had been no rain in the valley for as long as the children could remember. The wells were starting to bring up muddy brown water and clothes had to be washed in yesterday's dishwater. The lawns had faded to a crisp biscuit colour and the flowers drooped their beautiful heads. Even the trees seemed to hang their branches like weary arms. The valley turned browner and drier and thirstier, every hot, baking day.

The townsfolk grew worried and would murmur to each other when passing with much shaking of heads and tut tuts. They would look upwards searching for rain clouds in the blue, clear sky, but none ever came.

"The tale of the Dragon cannot be true," said old Mrs Greywhistle, the shopkeeper.
"It hasn't moved an inch, I swear," replied her customer, tapping an angry foot.

It was now too hot for the children to play out in the direct sun and they would gather under the shade of the trees, digging holes in the dust and snapping brittle twigs.
"The Dragon will help us soon," said one child.
"He must do Something," agreed another.
"I'm sure he will."
They all nodded in agreement.

< 3 >


A week went by with no change, the people struggling along as best they could. Some were getting cross at the Dragon and would cast angry, sideways looks at it when passing. The villagers were becoming skinny eyed and sullen.

Meanwhile, the children had a plan.
Quickly and quietly, they moved invisibly around town, picking and plucking at the fading flowers. With outstretched arms and bouquets up to their chins, they rustled over to where the giant rock lay, as still as ever.

The boys and girls placed bunches of flowers around the Dragon in a big circle. They scattered petals around its head and over its nose, then danced around and around it, skipping and chanting the rhyme that they all knew so well.

In Times of Trouble
The Dragon Will Wake
And Save the Village
By making a Lake.

The searing heat made them dizzy and fuzzy and finally they all fell in a sprawling heap at the bottom of the mound. They looked up at the rock.
Nothing happened.

A dry wind lazily picked up some flower heads and swirled them around. The air was thick with pollen and perfume. A stony grey nostril twitched.
"I saw something," cried the youngest boy.
They stared intently.
An ear swiveled like a periscope.
The ground began to rumble.
"Look out! Run!Run!"

The children scampered in all directions, shrieking and squealing, arms pumping with excitement.
The rumbling grew and grew.
The Dragon raised its sleepy head. It got onto its front feet and sat like a dog. It stood up and stretched, arching its long scaly back like a sleek tabby cat. It blinked and looked around with big kind, long lashed eyes.
And then its nostrils twitched and quivered again.
The older folk were alerted by the screams and shrieks. The ladies held up their long skirts to run and the men rolled their sleeves up and soon the whole town stood together in a tight huddle at the foot of the hill, staring up at the large beast with mouths held open.

< 4 >

"AHHHHH AAHHHHHHHHH!!"
The noise erupted from the Dragon.
"AHHHHH AAHHHHHHHHHHHHH!!"
The families gripped each other tighter and shut their eyes.
"AHHHHH CHOOOOOOOOO!!"
The sneeze blasted from the Dragon like a rocket, throwing it back fifty paces, causing a whirlwind of dust and dirt.
"AHHHHH CHOOOOOOOOOOOOO!!"

The second blast split open the dry earth, sending explosions of soil and tree roots high into the sky like missiles, and something else too ...

The people heard the sound but couldn't recognize it at first for it had been such a long time since their ears had heard such tinkling melody. As their eyes widened in wonder, their smiles turned into grins and then yahoos and hoorahs.

Water, cold, clear spring water, oozed, then trickled, then roared out of the hole, down the hillside and along the valley floor.

The torrent knocked over a farmer's haystack, but he didn't care.
The river carried away the schoolteacher's bike shed but she cared not a jot. It even demolished the Ladies Bowling Club changing rooms but they howled with laughter and slapped their thighs. When the flood sent pools of water out towards the golf course, filling up sixteen of the nineteen holes, the men just hooted and whistled and threw their caps up in the air.
What used to be a dirty, brown dust bowl, now gleamed and glistened in the sunlight, sending playful waves and ripples across the lake and inviting all to share.

"HMMMMM," sighed the Dragon sleepily, and showing his perfect movie star teeth. "Seeing as I'm awake ..."
And he lumbered forward with surprising grace and style and disappeared into the cool dark water with a small wave of a claw and flick of his tail.

They never saw him again.

After the families had restored and rebuilt the village, and set up sailing clubs for the children, and scuba diving for the grandparents, they erected a bandstand and monument in the spot where the Dragon used to lay. Every year to mark the occasion, they would bring garlands of flowers and herbs and arrange them in a big circle. The children would have the day off school, for it was known as 'Water Dragon Day' and wearing the dragon masks that they had been working on all week, would skip and clap and sing.

< 5 >


The Dragon helped Us
As We said He would Do
Hooray for The Dragon
Achoo, Achoo, ACHOOOO!

And that is the end of the story.

NAMA : LUKMAN
KELAS : X K 1
SEKOLAH : SMK N 1 CILEGON

Minggu, 07 Februari 2010

PUISI PAHLAWAN

DOA SEORANG SERDADU SEBELUM BERPERANG


Tuhan ku
wajah Mu membayang di kota terbakar
dan firman Mu terguris di atas ribuan
kuburan yang dangkal


Anak menangis kehilangan bapak
tanah sepi kehilangan lelakinya
bukannya benih yang disebar di bumi subur ini
tapi bangkai dan wajah mati yang sia-sia


Apabila malam turun nanti
sempurnalah sudah warna dosa
dan mesiu kembali lagi bicara
waktu itu,


Tuhan ku
perkenankan aku membunuh
perkenankan aku memasukkan sangkurku
malam dan wajahku adalah satu warna
dosa dan nafasku adalah satu udara


Tak ada lagi pilihan
kecuali menyadari biarpun bersama penyesalan
apa yang bisa diucapkan oleh bibirku yang terjajah ?
sementara kulihat kedua tangan Mu yang capai
mendekap bumi yang mengkhianati Mu


Tuhan ku
erat-erat kugenggam senapanku
perkenankan aku membunuh
perkenankan aku menusukkan sangkurku





Karya: WS.Rendra



TAMAN MAKAN PAHLAWAN

Sebatang kayu melahirkan kupu-kupu
Lumut segar
Sebuah siang


Daun daun basah menebarkan aroma sejarah
Jiwa jiwa suci yang menjadi sorga dalam ketiadaan
Menurunkan berkah

Akar akar coklat menggeliat
Seperti nyanyian atau semangat yang liat
Dikumandangkan anak anak pejuang
Keluar dari rapatnya kesulitan


Kita membaca ulang nama di batu nisan
Nama nama milik darah yang telah tumpah
Menjadi kekasih bumi ini
Kita membaca ulang riwayat kembang kembang jaman
Sajak sajak hutan belantara
Yang dikenal para gerilyawan

Lingkaran waktu melahirkan bangsa
Bayangan pepohonan
Burung burung liar
Kita yang datang dari berbagai madzhab dengan segala sebab
Bertemu dalam langkah air mata yang sama
Menghaturkan terima kasih pada kehadiran
Yang mewariskan keberanian mengorbankan semua
Kecuali harga diri
Kesederhanaan
Kemerdekaan yang tak boleh dinodai


Doa kita semoga senantiasa mengalir memasuki tanah air
Memberi kebaikan pada segala yang harus tumbuh
Meninggalkan perjalanan tanpa dasar
Cinta

Di tepi kota
Udara cukup bersahabat untuk mengolah berbagai pertanyaan
Berbagai kenangan tentang hikayat hikayat gelora
Peretmpuran yang ditembus senjata senjata sederhana
Nyala bara dalam dada kakek nenek kita



Karya : Keanan Moh. Ansorie